BANDUNG- Dalam guyuran hujan, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar bertamu ke Puri Cikeas untuk bertemu Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono. Di sana turut menyambut Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
“Sudah jadi keharusan bagi saya halal bihalal dengan Pak SBY dan keluarga besar Partai Demokrat. Apalagi lima tahun saya jadi Menterinya Pak SBY,” ujar Gus Muhaimin di Cikeas, Kabupaten Bogor, Rabu malam (3/5/2023).
Gus Muhaimin yang pernah jadi Manekertrans RI periode 2009-2014 membawa rombongan pengurus utama PKB. Antara lain, Jazilul Fawaid (wakil ketua umum), Hasanuddin Wahid (Sekjen), Faisol Reza (ketua), dan Ahmad Iman Sukri (ketua).
Sementara, AHY ditemani sejumlah pengurus utama Demokrat. Antara lain, Teuku Rifki (Sekjen), Andi Mallarangeng (sekretaris Majelis Tinggi Partai), Renville Antonio (bendahara umum DPP), dan Herzaky Mahendra Putra kepala (Bakomstranas).

Saat menuju ruang jumpa pers, AHY dan Gus Muhaimin tampak berpayung dengan warna berbeda. AHY menggunakan payung biru putih, sementara Gus Muhaimin warna hijau.
Gus Muhaimin dan rombongan terlebih dulu silaturahmi dengan Pak SBY. Lalu dilanjutkan diskusi ringan soal-soal kebangsaan dan kerakyatan, terutama menyangkut agenda Pemilu 2024. Suasana sangat cair dan hangat. Bahkan diselingi tawa dan canda.
AHY menegaskan, walau berada dalam bangunan koalisi yang berbeda, kehadiran PKB ke Cikeas menunjukkan kedewasaan berpolitik yang positif. Kedua partai tetap menghormati pijakan dan kedaulatan masing-masing. Tapi jalinan komunikasi dan diskusi tetap dilakukan kapan pun.
“Seperti diketahui Demokrat berada di Koalisi Perubahan bersama PKS dan Nasdem. Sementara Gus Muhaimin berada di Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya. Tapi tadi di dalam diskusi kita sangat cair dan positif,” jelas AHY.
Gus Muhaimin mengaku usai pertemuan dengan pak SBY, dirinya minta waktu untuk bicara empat mata dengan AHY. “Sebelumnya memang saya bilang akan mengajak partai-partai lain masuk koalisi besar Indonesia Raya. Tapi imannya Mas AHY sangat kuat. Tapi siapa tahu nanti setelah saya pulang, imannya goyah,” kelakar Gus Muhaimin.
Keponakan mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini mengaku tidak ada goda menggoda. Demokrat tidak menggoda PKB untuk masuk Koalisi Perubahan. Atau sebaliknya, PKB menggoda Demokrat gabung koalisi dengan Gerindra dan PKB.

“Perbedaan adalah khasanah, kekayaan di antara kita. Dan itu akan mendewasakan sambil menunggu takdir. Manusia itu kan berusaha. Saya berusaha koalisinya bersama Gerindra, sekarang tambah Golkar. Namanya juga usaha. Soal takdir janur melengkunya, apa nanti tidak ketemu Demokrat, belum tentu. Itu takdir di luar kemampuan kita, belum tentu,” ungkap Gus Muhaimin.
Atas prinsip itulah, Demokrat dan PKB dipersilakan masing-masing berikhtiar. Demokrat berada di Koalisi Perubahan dengan bakal Capres Anies Baswedan, sementara PKB di Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya dengan bakal Capres Prabowo Subianto.
“Nah itu, saya katakan ke Mas AHY, masing-masing berikhtiar selanjutnya takdir di tangan Tuhan,” ucap Gus Muhaimin sambil menunjuk tangan ke atas. (R-03)