BANDUNG- Banyak refleksi diberikan para tokoh bangsa terkait Hari Lahir Pancasila yang diperingati setiap 1 Juni. Salah satunya dari Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Ketua umum Partai Demokrat ini memberi catatan agak berbeda. Tapi sarat makna.
AHY memulai dengan menyebut abad 21 merupakan era yang sangat kompetitif. Karenanya idak jarang kita melihat anak bangsa yang tidak memiliki kemampuan untuk bertahan dan bersaing.
“Mereka seolah kalah di negerinya sendiri. Belum lagi, persoalan ketidakadilan dalam konteks penegakan hukum. Yang lemah biasanya kalah, yang kuat biasanya menang,” tegasnya.
Ketimpangan dan ketidakadilan ini berpotensi pada konflik sosial yang dapat mengganggu stabilitas negeri kita.
Semua persoalan di atas, paparnya, tentu saja menjadi tanggung jawab kita semua. “Karena sejatinya Pancasila milik kita semua, bukan hanya milik pemerintah atau golongan tertentu saja. Maka, bersama, kita harus terus rawat, perjuangkan, dan implementasikan Pancasila sebaik-baiknya,” ungkap AHY.
AHY menyebut Pancasila sebagai sebuah ‘living ideology’. Artinya, agar terus relevan, Pancasila harus diaktualisasikan sesuai dengan semangat awalnya, namun diletakkan dalam konteks kekinian.
Kalau di Abad 20, Pancasila menjadi pilar utama yang mempersatukan bangsa, maka di abad 21 Pancasila lebih dari sekedar itu. “
Pancasila juga harus mampu menjadi pilar utama untuk menjawab kompleksitas zaman, serta memajukan dan mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia. Hari ini dan di masa depan,” ucap tokoh muda brilian ini. (R-03)