BANDUNG- Dialog rakyat di Gedung Sabuga Bandung jadi momen penting Anies-AHY mendekatkan diri dengan masyarakat Jawa Barat. Salah satunya diungkapkan bakal Capres Anies Rasyid Baswedan.
“Saya tidak lahir di Bandung. Tapi Bandung ini punya cerita kuat yang membuat saya terlahir,” ujar Anies saat menyapa 5.000 lebih warga Jabar di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Minggu siang (6/8/2024).
Depan AHY, Anies memulai pidato dengan cerita ibunya yang asli putri Sunda. Tepatnya asli Kuningan, Jawa Barat. Di Kuningan pula Anies dilahirkan dari pasangan Hj Aliyah-H Rasyid Baswedan. Anies lahir 7 Mei 1969.

“Ibu saya asli Kuningan. Singkat cerita lulus SMA di Cirebon. Dari sana masuk sekolah guru di Unpad yang kemudian jadi IKIP Bandung,” papar Anies.
Saat itu, era 1960-an. Para aktivis lagi semangat dalam gerakan mahasiswa. Ibu Anies muda aktif di KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia). Dalam sebuah rapat KAMI di Bandung, ayah Anies yang juga aktivis KAMI Yogyakarta ikut hadir.
“Di rapat itulah, ayah saya berjumpa pertama kalinya dengan ibu saya,” kilah Anies dengan senyum khasnya. Dari rapat tumbuh jadi perhatian khusus. Lalu, keduanya jatuh cinta hingga menempuh pernikahan.
“Bapak dan ibu saya berjumpa di Bandung. Dari perjumpaan itulah kemudian lahir saya di Kuningan,” ujarnya. Anies kecil kemudian diboyong ke Yogyakarta. Dan, ibunya berkarier sebagai dosen di IKIP Yogyakarta (kini Universitas Negeri Yogyakarta).
Anies juga sempat bikin pantun yang bikin Sabuga bergemuruh. “Membeli benang di Ujungberung, Dijahit bagus jadi kemeja. Senang datang ke Kota Bandung. Bareng Mas Agus yang gagah perkasa,” ucap Anies.

Anies terus bicara ingin tampil prima seperti AHY. Diminta demikian, AHY tampak tertawa. Lalu gemuruh tepuk tangan terdengar. “Mas saya mau minta ini (tampil gagah perkasa). Minta rumus diet, olahraganya,” kilah Anies.
Capres yang diusung Nasdem, Demokrat, dan PKS ini lantas berpantun lagi. “Buah jeruk buah tomat. Di makan dulu minumnya nanti. Cuacanya sejuk warganya hangat, Bandung selalu ada dalam hati,” ucap Anies.
Saat tampil pidato, AHY mengawali dengan menyebut dirinya lahir di Bandung. Tepatnya di Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. AHY kemudian menyampaikan 14 agenda perubahan dan perbaikan Indonesia yang diusung Partai Demokrat pada Pemilu 2024.

Anies lagi-lagi memuji AHY. “Pidatonya bagus sekali. Yuk kita tepuk tangan untuk pidato Mas AHY,” tutur Anies. Dia kemudian meringkas jadi empat agenda pokok yang diperjuangkan saat maju Pilpres.
Yakni, kebutuhan pokok rakyat yang mudah dan murah, terciptanya lapangan kerja yang banyak, pendidikan berkualitas dan tuntas, serta layanan kesehatan untuk semua.
Dalam dialog rakyat tersebut, hadir para kader utama Partai Demokrat. Pengurus DPP, antara lain, Teuku Rifki Harsya (Sekjen), Renville Antonio (bendahara umum), Herman Khaeron (kepala BPOKK), dan Syarif Hasan (wakil ketua Majelis Tinggi Partai).
Dari jajajaran DPD Partai Demokrat Jabar, juga hadir lengkap. Antara lain, Anton Sukartono Suratto (ketua), Muhammad Handarujati Kalamullah (sekretaris), dan dr Ratnawati (bendahara). Berikutnya, Dede Yusuf Macan Effendi (ketua Wantim) dan Herlas Juniar (ketua Wanhor).

Selain itu, hadir juga para ketua DPC Partai Demokrat dari 27 kabupaten/kota di Jabar. Lalu, tokoh masyarakat, mahasiswa, pemuda, seniman, dan komunitas kreatif. (R-03)