BANDUNG- Bukan tanpa dasar jika kader Partai Demokrat meyakini AHY sebagai pasangan yang pas untuk Anies Baswedan. Sudah memenuhi segala kriteria di Piagam Koalisi. Dan sudah diputuskan sendiri oleh Anies.
Secara lisan dan bahasa tubuh, berkali-kali Anies menyatakan cocok dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Rekaman dan jejaknya ada di mana-mana. Disaksikan banyak tokoh. Bahwa Anies-AHY sebagai pasangan Capres-Cawapres di Pemilu 2024.
Ingin bukti lebih otentik lagi? Ini yang akan bikin Anies tidak bisa tidur tenang selama hidupnya. Dia sendiri yang meminta AHY jadi pasangannya. Berkali-kali. Terakhir dikuatkan dalam bukti hukum berupa surat.
Bukan surat sembarang surat. Seperti dijelaskan Sekjen DPP Partai Demokrat Teuku Riefky Harsa, surat itu ditulis 25 Agustus 2023. Disaksikan dua orang, salah satunya Teuku Riefky.
Surat tulisan tangan Anies. Meminta kesediaan AHY untuk berpasangan di Pilpres 2023. Anies memutuskan itu sesuai mandat dari Piagam Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang ditandatangani tiga ketua umum Partai.
Yakni Surya Paloh (Nasdem), AHY (Demokrat), dan Ahmad Syaikhu (PKS). Tanda tangan basah dan stempel resmi ketiga partai.
Tapi, begitu surat diterima AHY, empat hari kemudian semuanya bubrah. Surya Paloh memasangkan Anies dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Dan, Anies hooh-hooh saja. Tanpa etika dan moral, Anies malah langsung menemui ibunda Muhaimin Iskandar untuk minta izin berpasangan.
Berikut surat tulisan tangan Anies Baswedan ke AHY untuk memohon mau berpasangan di Pilpres 2024.

Keoala BPOKK DPP Partai Demokrat Herman Khaeron menyebut yang dilakukan Nasdem dan Anies jauh dari standar moral dan etika. “Tentu ini jauh dari etika moral politik yang baik,” tegas Herman.
Herman meragukan kapasitas moral dan etika Anies. Sebab, terkait yang sangat penting justru mengutus Sudirman Said untuk menyampaikan kesepakatan koalisi Nasdem dan PKB.
‘Komit saja tidak, dan bahkan dalam memutuskan sesuatu mengutus utusannya. Kenapa tidak secara gantlemen datang dan menyampaikannya. Apa yang terjadi sebetulnya di pihak sana (Anies-Nasdem),” jelas Kang Hero , panggilan Herman Khaeron. (R-03)