BANDUNG- Saat “deklarasi” move on pada hari Senin (4/9/2023), Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tiba-tiba menyebut dua tokoh besar dunia. Yakni tokoh kemerdekaan India Mahatma Gandhi dan Bapak Proklamator Soekarno.
“Cara tidak boleh menikam tujuan. Cara juga harus dijiwai oleh tujuan. Begitu juga sebaliknya. Ini adalah pandangan pemimpin besar Mahatma Gandhi yang juga jadi rujukan utama dari pikiran-pikiran Presiden Soekarno,” ujar AHY dalam jumpa pers di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta.
AHY belum memberi arahan mau berlabuh ke koalisi mana pasca Demokrat tidak lagi bersama koalisi Anies Baswedan. Yang sudah di depan mata adalah bergabung ke Prabowo Subianto atau merapat ke Ganjar Pranowo.

Ketua DPD Partai Demokrat Jabar Anton Sukartono Suratto secara terbuka pernah semacam tes ombak ke para kader. Di Cianjur, mayoritas kader yang hadir saat pelantikan pengurus ranting (desa/kelurahan) kala itu memilih gabung ke Prabowo.
Hari berikutnya, saat Anton melantik pengurus DPAC (level kecamatan) di Purwakarta, kader yang hadir terbelah antara pilih Prabowo atau Ganjar.
Tes ombak juga dilakukan Anton saat membuka training of trainer (TOT) saksi Pemilu pada Selasa (5/9/2023). Saat itu, setiap DPC mengutus empat kader Demokrat untuk TOT di Prime Hotel Bandung.
Anton minta masukan ke kader yang hadir. Hasilnya, sembilan orang mengacungkan tangan gabung koalisi Prabowo. Lalu, 18 kader memilih gabung Ganjar. Kemudian, 32 orang minta bangun koalisi baru bersama Sandiaga Uno atau Erick Thohir.

“Ini cuma tes ombak. Masukan para kader tentu akan disampaikan ke DPP. Nanti keputusannya menunggu Majelis Tinggi Partai,” tegas Anton.
Saat sidang Majelis Tinggi Partai, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sempat menyampaikan arahan terkait koalisi baru Demokrat. Setidaknya ada tiga platform dasar bagi Demokrat untuk berkoalisi dalam Pilpres mendatang.
“Demokrat masih ingin menjaga semangat dan agenda-agenda perubahan dan perbaikan. Jangan hilang begitu saja,,’ jelas SBY.
Menurut Presiden ke-6 RI ini, sangat mungkin Demokrat punya rumah baru koalisi. Mitra koalisinya adalah yang bisa memahami agenda-agenda perubahan dan perbaikan yang diagendakan Demokrat. Bukan sembarang berubah. Capaian-capaian yang baik akan dilanjutkan. Bahkan diperkuat.
“Saya punya keyakinan akan menemukan mitra dan tempat yang lebih baik dalam perjuangan politik ke depan,” tandas SBY.
Ada semacam clue yang disampaikan SBY terhadap mitra koalisi Demokrat. Satu, yang visi dan pandangannya punya kesamaan terhadap perlunya sejumlah perubahan dan perbaikan. Kedua, komitmen untuk tetap mempertahankan fondasi bernegara. Ketiga, terkait moral dan etika berpolitik.
“Mitra kita baru ke depan juga insya Allah yang tidak akan meninggalkan etika, moral, dan integritas dalam berpolitik,” tegas SBY. (R-03)