BANDUNG– Untuk kedua kalinya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) datang ke DPR RI. Itu dilakukan setelah AHY jadi Menteri ATR/kepala BPN.
AHY tiba di Senayan pada Selasa pagi (11/6/2024) untuk rapat kerja dengan Komisi II. Sebelum menyampaikan kinerja 100 hari pertama sebagai menteri, AHY terlebih dulu bertemu 54 anggota Fraksi Partai Demokrat (FPD).
“Semoga kita terus semangat melanjutkan kerja-kerja kita di parlemen, sekian bulan terakhir menuju Oktober,” ujar AHY didampingi Sekjen Teuku Rifky Harsya yang juga wakil ketua Komisi I DPR.

Hadir, antara lain, Wakil Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf Macan Effendi. Lalu, Anton Sukartono Suratto, anggota Komisi I DPR yang juga ketua DPD Partai Demokrat Jabar.
Berikutnya, ada Wakil Ketua MPR Syarif Hasan. Lalu, Muhammad Muraz (anggota Komisi II), Irwan Fecho (Komisi V), dan Vera Febyanthy (Komisi XI).
Pada 1 Oktober 2024 ada agenda pelantikan anggota DPR/MPR hasil Pemilu lalu. Saat itulah sejumlah wajah baru masuk Senayan. Sebaliknya wajah-wajah lama banyak tidak terpilih kembali.
Demokrat termasuk harus kehilangan sejumlah kursi. Dari 54 berkurang jadi 44 kursi. Dari Jawa Barat, misalnya, berkurang dari 10 menjadi enam orang.
Dari enam tersebut, hanya tiga anggota FPD yang kembali ke Senayan. Yaitu, Dede Yusuf (Jabar II), Anton Suratto (Jabar V), dan Herman Khaeron (Jabar VIII).

Sementara, tiga pendatang baru dipastikan maju ke Senayan. Yaitu Fathi (Jabar I), Iman Adinugraha (Jabar IV), dan Cellica Nurrachadiana (Jabar VII). Mereka akan menjadi squad baru di parlemen untuk mengibarkan panji-panji Partai Demokrat.
Usai pengarahan, Anton lantas bersaksi. Dia memimpin yel-yel Partai Demokrat. Para anggota FPD pun bersemangat dan meneriakkan yel-yel “Siap”, “Setia”, dan “Jaya”.
AHY kemudian diantar menuju ruang Komisi II. Di sana AHY memaparkan capaian luar biasa dalam 100 hari pertama kinerjanya sebagai menteri ATR di bawah kabinet Jokowi -Ma’ruf.
Dibahas juga evaluasi dan pagu indikatif anggaran Kementerian ATR/BPN untuk Tahun Anggaran 2025. Inilah kali kedua AHY menghadapi sikap kritis para “singa” Senayan di Komisi II. (R-03)