Ini Kata Dokter Ratnawati Usai Ajak Kader Demokrat Nonton Film “Gak Nyangka”

BANDUNG— Konstituen dan kader Partai Demokrat dapil Cirebon-Indramayu tampak sumringah. Mereka bahagia setelah diajak nonton film berjudul “Gak Nyangka”.

Yang mengajaknya bukan orang sembarangan. Dia adalah dokter Ratnawati, M. K.K.K, anggota DPRD Provinsi Jawa Barat. Ketua Fraksi Partai Demokrat (FPD) di Jabar itu mengajak nonton film di sebuah bioskop di Kota Cirebon, Minggu (27/7/2025).

“Saya pribadi ini sudah yang kedua kalinya menonton. Pertama saat gala premier di Jakarta bersama ibu-ibu Fraksi Demokrat DPR RI. Sangat berkesan sekali,” ujar Ratnawati.

Di acara tersebut, turut menonton sejumlah anggota DPRD kabupaten/kota dari dapil Jabar 12. Termasuk Sekretaris DPD Partai Demokrat Jabar Muhammad Handarujati Kalamullah. Para kader tambah semangat dengan kehadiran Sekjen Partai Demokrat Herman Khaeron.

Para kader antusias karena film tesebut hasil garapan Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas). Inilah karya film layar lebar pertama dari wakil ketua MPR RI itu.

Film tersebut menampilkan bintang utamanya, yaitu Ge Pamungkas sebagai (Agoy), Arie Kriting sebagai (Bruno), Indah Permatasari sebagai (Cherry), Prisia Nasution sebagai (Darlina).

Ceritanya mengangkat kisah perjuangan mahasiswa abadi yang dibalut dalam alur cerita penuh humor, kekompakan, serta pesan semangat pantang menyerah.

Ratnawati yang juga bendahara DPD Partai Demokrat ini ingin para kader di daerah bisa ikut mengapresiasi film karya Ibas. Diharapkan punya kesan positif juga dalam berjuang dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Ratnawati, selain menghibur, film ini juga mengajak penonton untuk merenungkan arti perjuangan dan proses menuju keberhasilan.

“Alhamdulillah, banyak yang tertawa terbahak-bahak. Tapi lebih dari itu, kita juga diajak merenung bahwa setiap kegagalan bisa menjadi jalan menuju keberhasilan, asal kita tetap semangat menjalani prosesnya,” ucapnya.

Walau digelar secara spontan tanpa instruksi pusat, antusiasme para kader dinilai sebagai bentuk kesadaran bersama dalam menggali nilai-nilai positif dari media hiburan.

Selain itu, lokasi syuting film yang berada di Pacitan, Jawa Timur, turut meninggalkan kesan mendalam. Terutama karena film ini menampilkan Museum SBY dan destinasi wisata Pacitan di bagian akhir cerita.

“Insya Allah ke depan kami berencana membuat kunjungan edukatif ke sana. Museum SBY sangat layak dijadikan tempat pembelajaran bagi generasi muda,” ungkap dr. Ratnawati.

Ia juga menegaskan bahwa kegiatan serupa akan terus digalakkan, bukan hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana edukasi dan penguatan silaturahmi antar-kader.

“Hari ini kita hanya nobar, tapi insya Allah membawa manfaat yang luas,” jelas Ratnawati. (R-03)

Leave a Reply