Di Kampus Anies dan Ganjar, AHY Dorong Anak Muda Berani Ini

BANDUNG- Ada yang istimewa saat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Yogyakarta. Pada Kamis (20/7/2023), Ketua umum Partai Demokrat ini berdialog dengan civitas akademika Universitas Gadjah Mada (UGM).

Bukan sekadar hadir. Di kampus almamater Presiden Jokowi itu, AHY tampil bicara dalam Fisipol Leadership Forum. Makin penuh arti karena dari kampus itu kini tampil dua sosok Capres. Yakni Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.

“Dalam penutup pemaparan saya di acara Fisipol Leadership Forum, saya menyampaikan bahwa generasi muda, jangan sampai kita terlambat bergerak,” jelas AHY dalam video cuplikan pemaparannya bertajuk Mampukah Kita Selamatkan Demokrasi di Indonesia.

AHY yang juga kandidat doktor di Unair Surabaya ini menegaskan, anak muda saat ini lagi dinanti peran kesejarahannya. Yakni tampil di depan melakukan perubahan dan perbaikan.

‘Do something! Sebelum terlambat, sebelum krisis. Jangan sampai ‘98 terjadi lagi, jangan sampai ‘65 terjadi lagi. Demokrasi harus diselamatkan. Dan itu semua membutuhkan keberanian kita semua, termasuk generasi muda untuk speak up dan stand out,” kata AHY.

AHY menegaskan demikian karena dalam beberapa tahun terakhir terjadi kemunduran. Beberapa data laporan mengenai penurunan kualitas demokrasi di Indonesia. Antara lain, turunnya  indeks persepsi korupsi, maraknya politik uang, dan polarisasi di masyarakat dalam menanggapi perbedaan pilihan atas calon pemimpin.

“Politik dan demokrasi kita makin runyam dengan banyaknya informasi hoax, black campaign, hingga pembunuhan karakter seseorang dalam sekejap,” katanya.

AHY lantas mengajukan gagasan jalur politik jalan tengah. Yakni politik dengan mengedepankan semangat moderat dan bermartabat.

“Kita harus kembali ke semangat politik yang bermartabat. Mudah-mudahan politik dan pemilu kita tidak terpolarisasi ekstrem dan terjadi benturan sesama anak bangsa sendiri,” kata AHY.

Demokrasi, jelas AHY masih diwarnai residu yang harus dibersihkan. Yang paling kentara adalah fenomena politik uang. Yang tampil dalam kontestasi selalu diukur dari isi tas. Bukan kapasitas, integritas, dan kapabilitas.

“Kita berharap ke depan kita bisa membangun SDM dari calon pemimpin kita bukan yang punya isi tas tapi memilih yang memiliki kapasitas. Jangan sampai putra-putra terbaik gugur duluan karena tidak bisa membeli suara,” jelas AHY.

Tidak salah jika kemudian AHY mengajak anak muda berani lakukan perubahan. “Anak-anak muda yang ada di sini termasuk orang-orang yang berani untuk bisa membawa perubahan dan perbaikan, termasuk untuk Demokrasi yang semakin baik,” tandasnya..

Di akhir pemaparan, AHY mengajak semua untuk menghargai kekuatan dalam diri setiap orang. Energi untuk perubahan dan perbaikan. “Your voice matters, your vote matters, your courage matters,” kilahnya. (R-03)

Leave a Reply